Senin, 19 Mei 2014



Tinjauan Pustaka Untuk Rancang Bangun Alat di Bidang Perikanan




 Perikanan dan kelautan adalah salah satu potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia untuk meningkatkan sektor ekonomi. Usaha dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan adalah dengan meningkatkan kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan dan memproduksi komoditas ikan laut dengan operasi penangkapan ikan. Maka peranan dari kapal perikanan sangatlah penting dalam penangkapan ikan.Kapal merupakan sarana perhubungan yang dipergunakan manusia untuk membawa muatan (barang atau penumpang) dari tempat satu menuju tempat yang lain di daerah perairan dan dibangun orang sesuai dengan bermacam-macam kepentingan kapal (Unus, 2004).

TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan teknologi modern yang berkembang sangat pesat harus dimanfaatkan dalam berbagai bidang yang ada pada pasaran Indonesia, agar selamanya Indonesia tidak terpuruk dengan ketertinggalan hasil produksi yang pas-pasan. Hasil produksi yang kami khususkan pada bidang perikanan akan lebih efektif jika menggunakan sistem rancang bangun alat. Sistem ini akan membuat hasil produksi bermutu dan pengolahan data yang efisien.
Sistem rancang bangun alat ini didukung oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan, namun dengan program aplikasi yang berbeda-beda. Beberapa sistem yang berhubungan dengan meningkatkan hasil produksi pada perikanan yang pernah dibuat adalah :
Adam Haryani (2012) Judul penelitian ini adalah Sistem Hibridisasi dan Penanganan Penyakit Ikan pada Majelis Ta’lim di tiap RW, Cigadog. Dalam penelitiannya, Sistem Hibridisasi menggunakan teknik pembenihan ikan dengan sistem kejutan panas dengan tujuan untuk memperoleh larva yang tahan terhadap perubahan lingkungan, khususnya temperatur air. Sedangkan pada penanganan penyakit ikan dengan Semua jenis penyakit umumnya memiliki cara pengobatan yang hampir sama, terutama dengan penambahan garam kristal ke perairan sebesar 5%, Namun, pada kenyataannya bisa juga menggunakan bahan herbal sebagai pengobatan alternatifnya. Salah satunya dengan menggunakan ekstrak daun pepaya, karena seperti diketahui bahwa daun pepaya mengandung zat alkaloid yang dapat menghambat laju pertumbuhan bakteri, sehingga bakteri/penyakit tidak bisa berkembang.
Sigit Nur Sholeh (2011) Judul penelitian ini adalah Alat Pengontrol Suhu, Kadar Oksigen, Dan Ph Air Pada Kolam Pembenihan Ikan Lele Berbasis Mikrokontroler Atmega16. Dalam penelitian ini menghasilkan suatu alat yang dapat melakukan pengontrolan terhadap suhu, kadar oksigen, dan pH air pada kolam pembenihan ikan lele. Alat ini menggunakan sensor suhu LM35 sebagai pendeteksi perubahan pada suhu air dan sensor pH model Lutron PE 03 yang akan mendeteksi perubahan derajad keasaman (pH) pada air.
Anang Susilo Utomo (2008) judul penelitian ini adalah Perencanaan Dan Pembuatan Alat Penghitung Jumlah Benih Ikan Menggunakan Mikrokontroller. Dalam penelitian ini kita dapat merencanakan dan membuat perangkat counter jumlah benih ikan dengan aplikasi mikrokontroler AT89S51 dan memberikan alternatif lain dalam akuntansi jumlah benih ikan secara otomatis . dalam masalah ini kita dapat merumuskan bahwa bagaimana merencanakan perangkat counter jumlah benih ikan mikrokontroler AT89S51 dapat bekerja secara optimal
Dari tinjauan pustaka pada penelitian rancang bangun alat pada bidang perikanan ada yang menggunakan sensor transduser pada penelitian mereka. Oleh sebab itu alat yang akan direalisasikan dalam makalah ini adalah memakai beberapa sensor dari ilmu pengetahuan transduser.

Rancangan Bangun Alat Deteksi di Gunung Merapi

TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan teknologi modern yang berkembang sangat pesat harus dimanfaatkan dalam berbagai bidang yang ada pada pasaran Indonesia, agar selamanya Indonesia tidak terpuruk dengan ketertinggalan hasil produksi yang pas-pasan. Hasil produksi yang kami khususkan pada rancang bangun alat pendeteksi di Gunung Merapi.
Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng aktif dunia, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng India-Australia, dan Lempeng Pasifik, membuat negara kepulauan ini rawan gempa. Hingga kini belum ada alat yang mampu memperkirakan kapan dan di mana gempa akan terjadi.Kenyataan ini diperparah dengan konstruksi gedung dan rumah-rumah di Indonesia yang tidak mengikuti kaidah tahan gempa. Tidak heran jika bencana gempa sering kali menimbulkan banyak korban jiwa.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
    Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang berbahaya bagi manusia.Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi.Gempa Bumi biasanya di sebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempengan bumi).Bumi kita walaupun padat,selalu bergerak,dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi kerna pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Indonesia sebagai salah satu negara yang dilewati lempeng gunung api dunia memiliki jumlah gunung api aktif yang tidak sedikit. Kondisi ini menyebabkan kewaspadaan terhadap bencana erupsi gunung berapi perlu ditingkatkan. Berbagai kejadian meletusnya gunung api yang telah terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa deteksi dini terhadap erupsi gunung berapi merupakan hal yang krusial. Diperlukan pengembangan sistem sensor yang mampu memberikan informasi yang akurat dan meneruskan informasi tersebut kepada para penduduk yang ada di sekitarnya. Sesungguhnya Indonesia telah memiliki kebijakan yang sangat baik tentang mitigasi dini bencana gunung berapi. Meskipun begitu, mitigasi bencana gunung berapi ini perlu didukung dengan pengembangan teknologi sensor gas di Indonesia.Akan sangat baik jika pengembangan teknologi sensor yang sangat dibutuhkan tersebut dapat dilakukan di dalam negeri.Salah satu indikasi saat terjadi erupsi gunung berapi adalah keluarnya gas SO2 yang sangat beracun.Deteksi terhadap gas SO2 memungkinkan dijadikan sebagai salah satu indikator akan meletusnya gunung berapi selain getaran gempa vulkanik. Urgensi lainnya dari deteksi gas SO2 ini adalah dapat mendeteksi keberadaan gas SO2sehingga masyarakat dapat terhindar dari bahaya keracunan gas yang sangat mematikan ini.Sayangnya hingga saat ini belum ada alat sensor gas yang difabrikasi di Indonesia yang dapat digunakan sebagai pendeteksi gas beracun gunung berapi ini. Karenanya, pembuatan sensor deteksi gas beracun SO2merupakan kebutuhan yang mendesak dalam rangka mendukung program pemerintah di bidang mitigasi bencana yang terkait bencana meletusnya gunung berapi. Pada penelitian ini akan dipelajariaplikasi material semikonduktor oksida logam berstruktur nano sebagai elemen utama sensor gas untuk mendeteksi kadar SO2 yang dikeluarkan oleh gunung berapi saat terjadi erupsi. Pada tahap awal akan dilakukan sintesisdengan metode sederhana dalam pembuatan lapisan tipis semikonduktor oksida logam (metal oxide semiconductor) berstrutur nano. Studi dan identifikasi driving force pada proses pembuatan oksida logam tersebut akan dilakukan dengan menggunakan teknik penumbuhan kristal. Oksida logam dapat berupa senyawa seng oksida, timah (IV) oksida, maupun titania dioksida. Beberapa jenis oksida logam tersebut dipilih mengingat zat ini relatif lebih mudah didapatkan di Indonesia dan juga harganya lebih murah dibandingkan dengan material semikonduktor lainnya. Hasil akhir lapisan tipis struktur nano kemudian akan di susun menjadi suatu divais sensor dengan menggunakan substrat alumina yang dilengkapi dengan microheater dan interdigitated electrode sehingga menjadi suatu embedded device sensor system. Divais sensor yang dihasilkan kemudian akan dilakukan uji performansi sensor terhadap berbagai gas SO2. Uji performansi meliputi sensitivitas dan waktu respon dari sensor tersebut. Selanjutnya hasil sensor terbaik akan dikonstruksikan menjadi sistem monitoring yang meliputi sistem transmisi data sehingga informasi gas beracun dapat diketahui dari stasiun monitoring dan pengendali. Penelitian ini sesungguhnya merupakan kelanjutan dari beberapa penelitian material nano yang telah dilakukan oleh laboratorium Advanced Functional Materials(Fungsionalisasi Material Maju) Kelompok Keahlian Teknik Fisika, ITB. Diharapkan penelitian ini akan meningkatkan kemampuan KK Teknik Fisika ITB untuk mengembangkan material maju berstruktur nano serta aplikasinya dalam teknologi sensor. Divais sensor berbasis oksida logam struktur nanodan peralatan karakterisasi sensor yang akan dikembangkan akan menjadi aset yang sangat penting bagi KK Teknik Fisika ITB untuk pendidikan dan pengembangan teknologi sensor selanjutnya. Berbagai pengembangan terkait system karakterisasi sensor akan menjadi system pengujian dan penelitian sensor yang saat ini belum ada di Indonesia. Kata kunci: erupsi gunung berapi, sistem peringatan dini, material maju, semikonduktor oksida logam, sensor.
       Sistem rancang bangun alat ini didukung oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan, namun dengan program aplikasi yang berbeda-beda. Beberapa sistem yang berhubungan dengan meningkatkan hasil produksi pada perikanan yang pernah dibuat adalah :

DETEKTOR PENDETEKSI GEMPA UNTUK RUMAH.


Dengan menggunakan sensor berupa pendulum (bandul) dan lempengan lingkaran (ring), dapat diketahui terjadinya gempa. Bandul akan menyentuh ring jika gempa yang terjadi berkekuatan besar dan berpotensi merobohkan rumah. Detektor karya ini ciptakan agar tidak terkena gempa yang bisa meruntuhkan ruma.Alat ini dapat dipasang di setiap rumah.
Detektor ini pada prinsipnya bertumpu pada bandul besi yang akan bergetar akibat guncangan gempa.Jika getaran gempa cukup besar, bandul tersebut akan menyentuh lempengan yang berbentuk lingkaran (ring) yang dipasang di sekitarnya.
Persentuhan bandul dengan ring yang disambungkan dengan sistem relai listrik itu akan langsung membunyikan alarm yang dipasang pada sistem rangkaian detektor.
Gempa dapat terjadi kapan saja. Kalau terjadi malam hari, siapa yang akan membangunkan warga. Kalau mereka punya alat ini, harapannya mereka akan terbangun saat alarm berbunyi, lalu menyelamatkan diri.

 ALAT PEMBERITAHUAN GEMPA BUMI PADA RUMAH TINGGAL DENGAN SMS BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535


Tujuan alat ini adalah untuk membuat alat pemberitahunan gempa bumi pada rumah tinggal dengan SMS berbasis mikrokontroller ATMega8535.Mikrokontroller yang digunakan berfungsikan sebagai mengendalian buzzer,lampu indikator dan pengiriman SMS sebagai peringatan bahaya gempa bumi.
Alat pemberitahuan gempa bumi pada rumah tinggal dengan SMS berbasis mikrokontroller ATMega8535 telah menjukkan hasil yang sesuai dengan perencanaan yaitu depat memberikan peringatan bahaya gempa bumi berupa peringatan suara buzzer,lampu indikator selama 2 detik hidup dan jeda mati selama 0,5 detik,dan pengiriman SMS ke beberapa moner HP yang telah di tetapkan berdasarkan masukan sensor gempa bumi,dengan rata-rata waktu tempuh pengiriman SMS 5,9 detik.

Satelit Yang Penciptakan Sensor Udara dari Gunung Merapi.



Alat Sensor Gempa  Sederhana 


Sensor pengganti yang dapat mengambil data langsung dari lingkungan Sekitar Gunung Merapi (Kamera pendeteksi Gunung Merapi) .




Sumber : http://abarky.blogspot.com/2010/11/detektor-gempa-rumah-tangga.html
                http://www.docstoc.com/docs/160572571/Laporan-Tugas-Akhir-ALAT-PEMBERITAHUAN-GEMPA-BUMI-PADA-RUMAH-TINGGAL-DENGAN-SMS-BERBASIS-MIKROKONTROLLER-ATMEGA8535


Sensor Ultrasonik

Sensor Ultrasonik adalah alat elektronika yang kemampuannya bisa mengubah dari energy listrik menjadi energy mekanik dalam bentuk gelombang suara ultrasonic. Sensor ini terdiri dari rangkaian pemancar Ultrasonic yang dinamakan transmitter dan penerima ultrasonic yang disebut receiver. Alat ini digunakan untuk mengukur gelombang ultrasonic. Gelombang ultrasonic adalah gelombang mekanik yang memiliki cirri-ciri longitudinal dan biasanya memiliki frekuensi di atas 20 Khz. Gelombong Utrasonic dapat merambat melalui zat padat, cair maupun gas. Gelombang Ultrasonic adalah gelombang rambatan energi dan momentum mekanik sehingga merambat melalui ketiga element tersebut sebagai interaksi dengan molekul dan sifat enersia medium yang dilaluinya.

Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut :

  1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik.
  2. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal / gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 340 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.
  3. Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya. Jarak dihitung berdasarkan rumus :
  4.  S = V.t/2
  5. Ket, S  = jarak antara sensor ultrasonik dengan bidang pantul
  6.         V = Kecepatan bunyi
  7. T = selisih waktu antara pemancaran gelombang ultrasonik sampai diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonik.

  8. Sensor Ultrasonik terdiri dari 2 unit yaitu :
    ·         Pemancar Ultrasonik (Transmitter)
       Pemancar Ultrasonik ini berupa rangkaian yang memancarkan sinyal sinusoidal berfrekuensi di atas 20 KHz menggunakan sebuah transducer transmitter ultrasonik. Sinyal 40 kHz dibangkitkan melalui mikrokontroler. Sinyal tersebut dilewatkan pada sebuah resistor sebesar 3kOhm untuk pengaman ketika sinyal tersebut membias maju rangkaian dioda dan transistor. Kemudian sinyal tersebut dimasukkan ke rangkaian penguat arus yang merupakan kombinasi dari 2 buah dioda dan 2 buah transistor. Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (+5V) maka arus akan melewati dioda D1 (D1 on), kemudian arus tersebut akan membias transistor T1, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektotr T1 akan besar sesuai dari penguatan dari transistor. Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (0V) maka arus akan melewati dioda D2 (D2 on), kemudian arus tersebut akan membias transistor T2, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektotr T2 akan besar sesuai dari penguatan dari transistor. Resistor R4 dan R6 berfungsi untuk membagi tengangan menjadi 2,5 V. Sehingga pemancar ultrasonik akan menerima tegangan bolak – balik dengan Vpeak-peak adalah 5V (+2,5 V s.d -2,5 V)
    ·         Penerima Ultrasonik (Receiver)
       Penerima Ultrasonik ini akan menerima sinyal ultrasonik yang dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan karakteristik frekuensi yang sesuai. Sinyal yang diterima tersebut akan melalui proses filterisasi frekuensi dengan menggunakan rangkaian band pass filter (penyaring pelewat pita), dengan nilai frekuensi yang dilewatkan telah ditentukan. Kemudian sinyal keluarannya akan dikuatkan dan dilewatkan ke rangkaian komparator (pembanding) dengan tegangan referensi ditentukan berdasarkan tegangan keluaran penguat pada saat jarak antara sensor kendaraan mini dengan sekat/dinding pembatas mencapai jarak minimum untuk berbelok arah. Dapat dianggap keluaran komparator pada kondisi ini adalah high (logika ‘1’) sedangkan jarak yang lebih jauh adalah low (logika’0’). Logika-logika biner ini kemudian diteruskan ke rangkaian pengendali (mikrokontroler).
                           
                 Gambar Sensor Ultrasonik

        Ada beberapa penjelasan mengenai gelombang ultrasonic. Sifat dari gelombang ultrasonik yang melalui medium menyebabkan getaran partikel dengan medium aplitudo sama dengan arah rambat longitudinal sehingga menghasilkan partikel medium yang membentuk suatu rapatan atau biasa disebut Strain dan tegangan yang biasa disebut Strees. Proses lanjut yang menyebabkan terjadinya rapatan dan regangan di dalam medium disebabkan oleh getaran partikel secara periodic selama gelombang ultrasonic lainya. Gelombang ultrasonic merambat melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik, mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor ultrasonik. Seperti yang telah umum diketahui, gelombang ultrasonik hanya bisa didengar oleh makhluk tertentu seperti kelelawar dan ikan paus. Kelelawar menggunakan gelombang ultrasonic untuk berburu di malam hari sementara paus menggunakanya untuk berenang di kedalaman laut yang gelap.
     

       Contoh Aplikasi :

    Sensor ultrasonic banyak digunakan di berbagai perangkat pengukur jarak. sebagai contoh di dunia robotika sensor ini digunakan sebagai indra utama untuk navigasi robot. sebagai contoh tipe ultra sonic yang banyak digunakan adalah tipe SRF, dan PING pada perinsipnya sensor jarak ultra sonic menggunakan prinsip kerja yang sama, yaitu pngirim sinyal dan penerima sinyal (transmitter and receiver). sensor ini bekerja pada frequency 40 Khz.
      
         Ide Pengembangannya:
     
     Aplikasi Sensor Ultrasonik untuk Pendeteksi Jarak Mobil Menggunakan Tampilan LCD.
     
    Alat pengukur jarak dengan ultrasonik dapat memberitahukan jarak saat ini terhadap benda dengan menggunakafi microcontroller.. Alat pengukur jarak ini
 menggunakan sensor ultrasonic sehingga dapat menggantika alat ukur analog. Dimana
 sensor ultrasonic ini memanfaatkan sifat gelombang suara. Sifat dari gelombang suara iniadalah mernantul apabila mengenai benda penghalang.
 Alat pengukur jarak ultrasonik digital ini bekerja pada frekuensi 40 kllz ,
 dengan menggunakan sensor ultrasonik PING, prinsip kerja dari alat ini adalah
 menghitung selartg waktu antara saat pulsa ultrasonic dipancarkan dan saat pulsa
 ultrasonic diterima. Selang waktu ini merupakan sebuah data yang akan diolah oleh
 microcontro!1er untuk dijadikan suatu besaran jarak dalam satuan centimeter.
 Alat ukur jarak berbasis microcontroller AT89S51 yang dapat menampilkan
 hasil pengukuran sampai 6 digit angka dalam satuan centimeter dengan akurasi alat 0-
 2 cm, presisi 0-0,06 serta resolusi alat ukur sebesar satu mikrometer. Alat yang
 dirancang dapat menjangkau jarak pengukuran sampai dengan 300 cm dengan jarak
 minimal pengukuran 3 cm.





Kamis, 15 Mei 2014

Ajang Kontes Robot Indonesia 2014 
KRI 2014 Tingkat Regional II 

Robot Seni Indonesia dengan sensor suara. Dok. panitia KRI 2014 regional II

Dari sebanyak 30 kampus di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, tim robot asal kota Bandung berhasil mendominasi juara pertama pada ajang Kontes Robot Indonesia 2014 KRI 2014 tingkat regional II di kampus Universitas Taruma Negara (Untar). Tim asal kampu di Bandung meraih juara pertama di empat kategori, dari lima kategori yang dilombakan.
KRI 2014 Regional II yang digelar pada 24 – 26 April 2014 diikuti oleh 72 tim dari 30 perguruan tinggi.
 Kontes ini mempertandingkan lima kategori, yaitu:


1.  Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI);
2.  Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) tipe beroda,
3.  Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) tipe berkaki,
4.  Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI),dan
5.  Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI). 
  • Untuk kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) tipe beroda:

1.      Juara pertama adalah Tim Azkaizan 4WD (Universitas Telkom),
2.      Juara kedua Tim Thunder Bolt V.3 (Universitas Maranatha), dan
3.      uara ketiga Siliwangi II (Politeknik Negeri Bandung). 

  • Untuk Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) tipe berkaki :

1.      Juara satu adalah Tim Yudhistira 2 (Politeknik Negeri Bandung),
2.      Juara kedua Renato (Universitas Indonesia),dan
3.      Juara ketiga Arjuna  (Universitas Telkom).

  • Sementara Untuk Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI):

1.      Juara pertama adalah Isola (Universitas Pendidikan Indonesia),
2.      Juara kedua Dago Concordia (Institut Teknologi Bandung), dan
3.      Juara ketiga Ashvara (Universitas Indonesia). 
  • Pada Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI):

1.      Juara pertama adalah Dago Hoogeshool (Institut Teknologi Bandung),
2.      Juara kedua Isola S3 (Universitas Pendidikan Indonesia), dan
3.      Juara ketiga Balaputramakara (Universitas Indonesia).
  • Selanjutnya untuk kategori Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI):

1.               Juara pertama diraih oleh Tim El-Forza 14 (Politeknik Negeri Jakarta),
2.               Juara kedua Tim Robunta (Universitas Tarumanagara), dan
3.             Juara ketiga Tim Blue Deep (Universitas Budi Luhur).
1     “Semua tim kategori bergengsi ini memiliki kemampuan yang merata. Terbukti pada putaran final kategori Kontes Robot ABU antara Politeknik Negeri Jakarta dan Untar berlangsung ketat. Pada kategori ini juga juri memberikan penghargaan Desain Terbaik untuk Robunta Universitas Tarumanagara dan Strategi Terbaik untuk Blue Deep Universitas Budi Luhur,” kata Prof. Dr. Agustinus Purna Irawan, S.T., M.T., Ketua Panitia KRI Regional II di Jakarta Sabtu (26/04/2014).
Para pemenang kontes robot tingkat regional II ini selanjutnya akan mengikuti koontes robot tingkat nasional yang akan digelar di Yogyakarta pada bula Juni 2014 mendatang. Mereka akan merebut posisi Indonesia mawakili Kontes Robot Internasional ABU Robocon 2014 yang akan berlangsung di Punne – India, pada 24 Agustus tahun 2014 mendatang.

Link Video Masing-Masing Kategori Kontes Robot Indonesia :


1.  Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI): 
http://www.youtube.com/watch?v=vsdCl0mYIX0
2.  Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) tipe beroda :
3.  Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) tipe berkaki:
4.  Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI):
5.  Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI):