Senin, 19 Mei 2014

Rancangan Bangun Alat Deteksi di Gunung Merapi

TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan teknologi modern yang berkembang sangat pesat harus dimanfaatkan dalam berbagai bidang yang ada pada pasaran Indonesia, agar selamanya Indonesia tidak terpuruk dengan ketertinggalan hasil produksi yang pas-pasan. Hasil produksi yang kami khususkan pada rancang bangun alat pendeteksi di Gunung Merapi.
Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng aktif dunia, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng India-Australia, dan Lempeng Pasifik, membuat negara kepulauan ini rawan gempa. Hingga kini belum ada alat yang mampu memperkirakan kapan dan di mana gempa akan terjadi.Kenyataan ini diperparah dengan konstruksi gedung dan rumah-rumah di Indonesia yang tidak mengikuti kaidah tahan gempa. Tidak heran jika bencana gempa sering kali menimbulkan banyak korban jiwa.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
    Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang berbahaya bagi manusia.Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi.Gempa Bumi biasanya di sebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempengan bumi).Bumi kita walaupun padat,selalu bergerak,dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi kerna pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Indonesia sebagai salah satu negara yang dilewati lempeng gunung api dunia memiliki jumlah gunung api aktif yang tidak sedikit. Kondisi ini menyebabkan kewaspadaan terhadap bencana erupsi gunung berapi perlu ditingkatkan. Berbagai kejadian meletusnya gunung api yang telah terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa deteksi dini terhadap erupsi gunung berapi merupakan hal yang krusial. Diperlukan pengembangan sistem sensor yang mampu memberikan informasi yang akurat dan meneruskan informasi tersebut kepada para penduduk yang ada di sekitarnya. Sesungguhnya Indonesia telah memiliki kebijakan yang sangat baik tentang mitigasi dini bencana gunung berapi. Meskipun begitu, mitigasi bencana gunung berapi ini perlu didukung dengan pengembangan teknologi sensor gas di Indonesia.Akan sangat baik jika pengembangan teknologi sensor yang sangat dibutuhkan tersebut dapat dilakukan di dalam negeri.Salah satu indikasi saat terjadi erupsi gunung berapi adalah keluarnya gas SO2 yang sangat beracun.Deteksi terhadap gas SO2 memungkinkan dijadikan sebagai salah satu indikator akan meletusnya gunung berapi selain getaran gempa vulkanik. Urgensi lainnya dari deteksi gas SO2 ini adalah dapat mendeteksi keberadaan gas SO2sehingga masyarakat dapat terhindar dari bahaya keracunan gas yang sangat mematikan ini.Sayangnya hingga saat ini belum ada alat sensor gas yang difabrikasi di Indonesia yang dapat digunakan sebagai pendeteksi gas beracun gunung berapi ini. Karenanya, pembuatan sensor deteksi gas beracun SO2merupakan kebutuhan yang mendesak dalam rangka mendukung program pemerintah di bidang mitigasi bencana yang terkait bencana meletusnya gunung berapi. Pada penelitian ini akan dipelajariaplikasi material semikonduktor oksida logam berstruktur nano sebagai elemen utama sensor gas untuk mendeteksi kadar SO2 yang dikeluarkan oleh gunung berapi saat terjadi erupsi. Pada tahap awal akan dilakukan sintesisdengan metode sederhana dalam pembuatan lapisan tipis semikonduktor oksida logam (metal oxide semiconductor) berstrutur nano. Studi dan identifikasi driving force pada proses pembuatan oksida logam tersebut akan dilakukan dengan menggunakan teknik penumbuhan kristal. Oksida logam dapat berupa senyawa seng oksida, timah (IV) oksida, maupun titania dioksida. Beberapa jenis oksida logam tersebut dipilih mengingat zat ini relatif lebih mudah didapatkan di Indonesia dan juga harganya lebih murah dibandingkan dengan material semikonduktor lainnya. Hasil akhir lapisan tipis struktur nano kemudian akan di susun menjadi suatu divais sensor dengan menggunakan substrat alumina yang dilengkapi dengan microheater dan interdigitated electrode sehingga menjadi suatu embedded device sensor system. Divais sensor yang dihasilkan kemudian akan dilakukan uji performansi sensor terhadap berbagai gas SO2. Uji performansi meliputi sensitivitas dan waktu respon dari sensor tersebut. Selanjutnya hasil sensor terbaik akan dikonstruksikan menjadi sistem monitoring yang meliputi sistem transmisi data sehingga informasi gas beracun dapat diketahui dari stasiun monitoring dan pengendali. Penelitian ini sesungguhnya merupakan kelanjutan dari beberapa penelitian material nano yang telah dilakukan oleh laboratorium Advanced Functional Materials(Fungsionalisasi Material Maju) Kelompok Keahlian Teknik Fisika, ITB. Diharapkan penelitian ini akan meningkatkan kemampuan KK Teknik Fisika ITB untuk mengembangkan material maju berstruktur nano serta aplikasinya dalam teknologi sensor. Divais sensor berbasis oksida logam struktur nanodan peralatan karakterisasi sensor yang akan dikembangkan akan menjadi aset yang sangat penting bagi KK Teknik Fisika ITB untuk pendidikan dan pengembangan teknologi sensor selanjutnya. Berbagai pengembangan terkait system karakterisasi sensor akan menjadi system pengujian dan penelitian sensor yang saat ini belum ada di Indonesia. Kata kunci: erupsi gunung berapi, sistem peringatan dini, material maju, semikonduktor oksida logam, sensor.
       Sistem rancang bangun alat ini didukung oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan, namun dengan program aplikasi yang berbeda-beda. Beberapa sistem yang berhubungan dengan meningkatkan hasil produksi pada perikanan yang pernah dibuat adalah :

DETEKTOR PENDETEKSI GEMPA UNTUK RUMAH.


Dengan menggunakan sensor berupa pendulum (bandul) dan lempengan lingkaran (ring), dapat diketahui terjadinya gempa. Bandul akan menyentuh ring jika gempa yang terjadi berkekuatan besar dan berpotensi merobohkan rumah. Detektor karya ini ciptakan agar tidak terkena gempa yang bisa meruntuhkan ruma.Alat ini dapat dipasang di setiap rumah.
Detektor ini pada prinsipnya bertumpu pada bandul besi yang akan bergetar akibat guncangan gempa.Jika getaran gempa cukup besar, bandul tersebut akan menyentuh lempengan yang berbentuk lingkaran (ring) yang dipasang di sekitarnya.
Persentuhan bandul dengan ring yang disambungkan dengan sistem relai listrik itu akan langsung membunyikan alarm yang dipasang pada sistem rangkaian detektor.
Gempa dapat terjadi kapan saja. Kalau terjadi malam hari, siapa yang akan membangunkan warga. Kalau mereka punya alat ini, harapannya mereka akan terbangun saat alarm berbunyi, lalu menyelamatkan diri.

 ALAT PEMBERITAHUAN GEMPA BUMI PADA RUMAH TINGGAL DENGAN SMS BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535


Tujuan alat ini adalah untuk membuat alat pemberitahunan gempa bumi pada rumah tinggal dengan SMS berbasis mikrokontroller ATMega8535.Mikrokontroller yang digunakan berfungsikan sebagai mengendalian buzzer,lampu indikator dan pengiriman SMS sebagai peringatan bahaya gempa bumi.
Alat pemberitahuan gempa bumi pada rumah tinggal dengan SMS berbasis mikrokontroller ATMega8535 telah menjukkan hasil yang sesuai dengan perencanaan yaitu depat memberikan peringatan bahaya gempa bumi berupa peringatan suara buzzer,lampu indikator selama 2 detik hidup dan jeda mati selama 0,5 detik,dan pengiriman SMS ke beberapa moner HP yang telah di tetapkan berdasarkan masukan sensor gempa bumi,dengan rata-rata waktu tempuh pengiriman SMS 5,9 detik.

Satelit Yang Penciptakan Sensor Udara dari Gunung Merapi.



Alat Sensor Gempa  Sederhana 


Sensor pengganti yang dapat mengambil data langsung dari lingkungan Sekitar Gunung Merapi (Kamera pendeteksi Gunung Merapi) .




Sumber : http://abarky.blogspot.com/2010/11/detektor-gempa-rumah-tangga.html
                http://www.docstoc.com/docs/160572571/Laporan-Tugas-Akhir-ALAT-PEMBERITAHUAN-GEMPA-BUMI-PADA-RUMAH-TINGGAL-DENGAN-SMS-BERBASIS-MIKROKONTROLLER-ATMEGA8535


Tidak ada komentar:

Posting Komentar