Rancangan Bangun Alat Deteksi di Gunung Merapi
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan teknologi modern yang berkembang sangat pesat harus dimanfaatkan dalam berbagai bidang yang ada pada pasaran Indonesia, agar selamanya Indonesia tidak terpuruk dengan ketertinggalan hasil produksi yang pas-pasan. Hasil produksi yang kami khususkan pada rancang bangun alat pendeteksi di Gunung Merapi.
Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng aktif dunia, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng India-Australia, dan Lempeng Pasifik, membuat negara kepulauan ini rawan gempa. Hingga kini belum ada alat yang mampu memperkirakan kapan dan di mana gempa akan terjadi.Kenyataan ini diperparah dengan konstruksi gedung dan rumah-rumah di Indonesia yang tidak mengikuti kaidah tahan gempa. Tidak heran jika bencana gempa sering kali menimbulkan banyak korban jiwa.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Gempa bumi
merupakan salah satu fenomena alam yang berbahaya bagi manusia.Gempa Bumi
adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi.Gempa Bumi
biasanya di sebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempengan bumi).Bumi kita
walaupun padat,selalu bergerak,dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang
terjadi kerna pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Indonesia sebagai salah satu negara yang dilewati
lempeng gunung api dunia memiliki jumlah gunung api aktif yang tidak sedikit.
Kondisi ini menyebabkan kewaspadaan terhadap bencana erupsi gunung berapi perlu
ditingkatkan. Berbagai kejadian meletusnya gunung api yang telah terjadi di
Indonesia menunjukkan bahwa deteksi dini terhadap erupsi gunung berapi
merupakan hal yang krusial. Diperlukan pengembangan sistem sensor yang mampu
memberikan informasi yang akurat dan meneruskan informasi tersebut kepada para
penduduk yang ada di sekitarnya. Sesungguhnya Indonesia telah memiliki
kebijakan yang sangat baik tentang mitigasi dini bencana gunung berapi.
Meskipun begitu, mitigasi bencana gunung berapi ini perlu didukung dengan
pengembangan teknologi sensor gas di Indonesia.Akan sangat baik jika
pengembangan teknologi sensor yang sangat dibutuhkan tersebut dapat dilakukan
di dalam negeri.Salah satu indikasi saat terjadi erupsi gunung berapi adalah
keluarnya gas SO2 yang sangat beracun.Deteksi terhadap gas SO2 memungkinkan
dijadikan sebagai salah satu indikator akan meletusnya gunung berapi selain
getaran gempa vulkanik. Urgensi lainnya dari deteksi gas SO2 ini adalah dapat
mendeteksi keberadaan gas SO2sehingga masyarakat dapat terhindar dari bahaya
keracunan gas yang sangat mematikan ini.Sayangnya hingga saat ini belum ada
alat sensor gas yang difabrikasi di Indonesia yang dapat digunakan sebagai
pendeteksi gas beracun gunung berapi ini. Karenanya, pembuatan sensor deteksi
gas beracun SO2merupakan kebutuhan yang mendesak dalam rangka mendukung program
pemerintah di bidang mitigasi bencana yang terkait bencana meletusnya gunung
berapi. Pada penelitian ini akan dipelajariaplikasi material semikonduktor
oksida logam berstruktur nano sebagai elemen utama sensor gas untuk mendeteksi
kadar SO2 yang dikeluarkan oleh gunung berapi saat terjadi erupsi. Pada tahap
awal akan dilakukan sintesisdengan metode sederhana dalam pembuatan lapisan
tipis semikonduktor oksida logam (metal oxide semiconductor) berstrutur nano.
Studi dan identifikasi driving force pada proses pembuatan oksida logam
tersebut akan dilakukan dengan menggunakan teknik penumbuhan kristal. Oksida
logam dapat berupa senyawa seng oksida, timah (IV) oksida, maupun titania
dioksida. Beberapa jenis oksida logam tersebut dipilih mengingat zat ini
relatif lebih mudah didapatkan di Indonesia dan juga harganya lebih murah
dibandingkan dengan material semikonduktor lainnya. Hasil akhir lapisan tipis
struktur nano kemudian akan di susun menjadi suatu divais sensor dengan menggunakan
substrat alumina yang dilengkapi dengan microheater dan interdigitated
electrode sehingga menjadi suatu embedded device sensor system. Divais sensor
yang dihasilkan kemudian akan dilakukan uji performansi sensor terhadap
berbagai gas SO2. Uji performansi meliputi sensitivitas dan waktu respon dari
sensor tersebut. Selanjutnya hasil sensor terbaik akan dikonstruksikan menjadi
sistem monitoring yang meliputi sistem transmisi data sehingga informasi gas
beracun dapat diketahui dari stasiun monitoring dan pengendali. Penelitian ini
sesungguhnya merupakan kelanjutan dari beberapa penelitian material nano yang
telah dilakukan oleh laboratorium Advanced Functional Materials(Fungsionalisasi
Material Maju) Kelompok Keahlian Teknik Fisika, ITB. Diharapkan penelitian ini
akan meningkatkan kemampuan KK Teknik Fisika ITB untuk mengembangkan material
maju berstruktur nano serta aplikasinya dalam teknologi sensor. Divais sensor
berbasis oksida logam struktur nanodan peralatan karakterisasi sensor yang akan
dikembangkan akan menjadi aset yang sangat penting bagi KK Teknik Fisika ITB
untuk pendidikan dan pengembangan teknologi sensor selanjutnya. Berbagai
pengembangan terkait system karakterisasi sensor akan menjadi system pengujian
dan penelitian sensor yang saat ini belum ada di Indonesia. Kata kunci: erupsi
gunung berapi, sistem peringatan dini, material maju, semikonduktor oksida
logam, sensor.
Sistem rancang bangun alat ini didukung oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan, namun dengan program aplikasi yang berbeda-beda. Beberapa sistem yang berhubungan dengan meningkatkan hasil produksi pada perikanan yang pernah dibuat adalah :
DETEKTOR PENDETEKSI GEMPA UNTUK RUMAH.
Dengan menggunakan sensor berupa pendulum (bandul) dan
lempengan lingkaran (ring), dapat diketahui terjadinya gempa. Bandul akan
menyentuh ring jika gempa yang terjadi berkekuatan besar dan berpotensi
merobohkan rumah. Detektor karya ini ciptakan agar tidak terkena gempa yang
bisa meruntuhkan ruma.Alat ini dapat dipasang di setiap rumah.
Detektor ini pada prinsipnya bertumpu pada bandul besi
yang akan bergetar akibat guncangan gempa.Jika getaran gempa cukup besar,
bandul tersebut akan menyentuh lempengan yang berbentuk lingkaran (ring) yang
dipasang di sekitarnya.
Persentuhan bandul dengan ring yang disambungkan dengan
sistem relai listrik itu akan langsung membunyikan alarm yang dipasang pada
sistem rangkaian detektor.
Gempa dapat terjadi kapan saja. Kalau terjadi malam hari,
siapa yang akan membangunkan warga. Kalau mereka punya alat ini, harapannya
mereka akan terbangun saat alarm berbunyi, lalu menyelamatkan diri.
ALAT PEMBERITAHUAN GEMPA BUMI PADA RUMAH TINGGAL DENGAN SMS BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535
Tujuan alat ini adalah untuk membuat alat pemberitahunan
gempa bumi pada rumah tinggal dengan SMS berbasis mikrokontroller
ATMega8535.Mikrokontroller yang digunakan berfungsikan sebagai mengendalian
buzzer,lampu indikator dan pengiriman SMS sebagai peringatan bahaya gempa bumi.
Alat pemberitahuan gempa bumi pada rumah tinggal dengan SMS
berbasis mikrokontroller ATMega8535 telah menjukkan hasil yang sesuai dengan
perencanaan yaitu depat memberikan peringatan bahaya gempa bumi berupa
peringatan suara buzzer,lampu indikator selama 2 detik hidup dan jeda mati
selama 0,5 detik,dan pengiriman SMS ke beberapa moner HP yang telah di tetapkan
berdasarkan masukan sensor gempa bumi,dengan rata-rata waktu tempuh pengiriman
SMS 5,9 detik.
Satelit Yang Penciptakan Sensor Udara dari Gunung Merapi.
Alat Sensor Gempa Sederhana
Sensor pengganti yang dapat mengambil data langsung dari lingkungan Sekitar Gunung Merapi (Kamera pendeteksi Gunung Merapi) .
Sumber : http://abarky.blogspot.com/2010/11/detektor-gempa-rumah-tangga.html
http://www.docstoc.com/docs/160572571/Laporan-Tugas-Akhir-ALAT-PEMBERITAHUAN-GEMPA-BUMI-PADA-RUMAH-TINGGAL-DENGAN-SMS-BERBASIS-MIKROKONTROLLER-ATMEGA8535
Tidak ada komentar:
Posting Komentar